Sabtu, 05 Juli 2014

Bahasa_Tuturan pada pedagang merubah pemikiran

Tuturan pada pedagang merubah pemikiran
melalui tindak Perlokusi

Bahasa sangat berpengaruh dalam interaksi sosial di kalangan masyarakat. Dengan adanya bahasa, manusia dengan mudah mengekspresikan dan menyampaikan apa yang sedang dipikirkan, bahkan apa yang ingin dilakukan. Dalam sebuah bahasa, kita mengenal adanya penutur dan mitra tutur. Penutur adalah orang yang menyampaikan informasi atau berita, sedangkan mitra tutur adalah orang yang menerima informasi atau berita tersebut.
Kegiatan melakukan tindakan mengujarkan tuturan itulah yang merupakan tindak tutur atau tindak ujar. Berkenaan dengan tuturan, ada tiga jenis tindakan yaitu (Austin 1962:94, Searle 1969:23-24) :
·         Tindak Lokusioner (Locutionary act)
·         Tindak Ilokusione (Ilocutionary act)
·         Tindak Perlokusioner (Perlkusionary act)
Didalam jurnal telah dianalisis pengaruh tindak perlokusi terhadap tuturan pengamen. Tindak perlokusi sendiri adalah tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.
Pengaplikasian dari jurnal dengan judul “Pengamen Merubah Tuturan Dengan Tindak Perlokusi” adalah melalui analisis tuturan dalam ranah pedagang di pasar.
Tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh yang sangat tinggi dalam merubah pemikiran seseorang. Didalam lingkup pasar sering kita jumpai seorang pedagang dalam mempengaruhi pembeli untuk membeli barang dagangannya. Lewat tuturannya seorang pedagang sebisa mungkin merayu atau mempengaruhi calon pembeli dalam transaksi jual beli. Di situlah kita dapat melihat seberapa besar peran pedagang dalam menjual barang dagangannya agar laku dan untung besar. Hal itu dapat dianalisis melalui tindak perlokusi.
Seperti telah diterangkan diatas tindak perlokusi adalah tuturan yang digunakan untuk mempengaruhi mitra tutur. Secara sengaja atau tidak sengaja tindak perlokusi dikreasikan oleh penutur untuk mempengaruhi lawan tuturnya. Tuturan seorang pedagang juga banyak mengandung tindak perlokusi yang dapat merubah pikiran lawan tutur sesuai dengan keinginan mitra tutur (pedagang).
Dalam pengkajian yang saya lakukan, saya menggunakan teknik rekam, teknik simak, dan teknik catat. Penelitian yang saya lakukan adalah tingkat daya pengaruh seorang pedagang di pasar terhadap mitra tutur. Dalam penelitian saya melakukan teknik rekam kepada seorang pedagang yang sedang melakukan tawar menawar kepada mitra tutur (pembeli). Kemudian saya melakukan teknik simak, dalam teknik simak ini saya lebih menekankan kepada tuturan pedagang yang telah saya dapatkan melalui teknik rekam tadi dan saya memahami serta mengamati sejauh mana tuturan yang dituturkan seorang pedagang untuk mempengaruhi pembeli. Selanjutnya saya menggunakan teknik catat, dalam teknik catat ini saya berusaha mencatat setiap tuturan yang dituturkan pedagang dan memahami setiap tuturan tersebut.
Berdasarkan pengkajian yang saya lakukan melalui para pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal diperoleh data bahwa pengaruh tuturan dari para pedagang kaki lima bahkan pedagang menetap di pasar tersebut sangat terlihat dalam transaksi jual beli atau sekedar menawarkan barang dagangannya. Untuk menganalisis data tersebut, saya menggunakan tindak perlokusi, karena tuturan pedagang dapat merubah pola pikir mitra tutur (pembeli) dan dapat merubah seorang pembeli melakukan apa yang diinginkan dari pedagang tersebut yaitu membeli barang dagangannya.
Dalam menganalisis tindak perlokusi, saya terlebih dahulu memahami apa yang dinamakan tindak perlokusi, verba apa saja yang menandai tindak perlokusi dan saya mulai menganalisis setiap kalimat yang dituturkan para pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal.
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, hampir setiap kalimat yang dituturkan seorang pedagang memiliki daya pengaruh yang tinggi terhadap mitra tutur (pembeli).
Percakapannya sebagai berikut:
Pedagang  : “niki bu, klambine apik tenan lho...”
Pembeli    : “pira iki bu...”
Pedagang : “Rp 25.000,00 bu”.
Pembeli    : “aja larang-larang tho bu...”
Pedagang : “iki klambi saka katun asli bu, bahane adem tenan”.
Pembeli    : “ Rp 20.000,00 wae bu...
Pedagang : “ora oleh tho bu, aja nawar kemurahan bu....
Pembeli    : “ yo wis aku tuku 1 wae bu...
Beberapa tuturan yang dituturkan pedagang yang saya dapatkan dalam mempengaruhi pembeli, antara lain :
§  Klambi iki saka katun asli bu.
Dalam tuturan diatas, pedagang mempengaruhi calon pembeli dengan mengatakan bahwa baju yang akan dibeli dibuat dengan kain katun yang halus dan mudah di setrika.
§  Jeruk iki manis tenan bu.
Dalam tuturan tersebut, pedagang merayu dan mempengaruhi calon     pembeli untuk membeli buah jeruk yang menurutnya manis dan masih segar.
§  Aja nawar murah banget tho, bu..
Dalam tuturan di atas, pedagang memiliki daya pengaruh agar calon pembeli  tidak menawar terlalu rendah dan menawar sewajarnya saja.
Dalam menyimpulkan penelitian yang saya lakukan melalui tindak perlokusi dalam penerapannya, saya mengumpulkan data yang telah saya peroleh dan mengkajinya. Dapat disimpulkan bahwa tuturan seorang pedagang secara sengaja maupun tidak sengaja dapat mempengaruhi mitra tutur (pembeli) agar melakukan apa yang diharapkan penutur (pedagang) tersebut. Sama halnya dengan pengamen, tuturan pedagang mengandung banyak tindak perlokusi, yang bertujuan agar lawan tuturnya terpengaruh dengan pemikirannya, sehingga lawan tuturnya mau melakukan tindakan yang diinginkan si penutur (pedagang).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar