Tuturan pada pedagang merubah pemikiran
melalui tindak Perlokusi
Bahasa sangat berpengaruh dalam
interaksi sosial di kalangan masyarakat. Dengan adanya bahasa, manusia dengan
mudah mengekspresikan dan menyampaikan apa yang sedang dipikirkan, bahkan apa
yang ingin dilakukan. Dalam sebuah bahasa, kita mengenal adanya penutur dan
mitra tutur. Penutur adalah orang yang menyampaikan informasi atau berita,
sedangkan mitra tutur adalah orang yang menerima informasi atau berita
tersebut.
Kegiatan
melakukan tindakan mengujarkan tuturan itulah yang merupakan tindak tutur atau
tindak ujar. Berkenaan dengan tuturan, ada tiga jenis tindakan yaitu (Austin
1962:94, Searle 1969:23-24) :
·
Tindak Lokusioner
(Locutionary act)
·
Tindak Ilokusione
(Ilocutionary act)
·
Tindak Perlokusioner
(Perlkusionary act)
Didalam jurnal telah dianalisis pengaruh
tindak perlokusi terhadap tuturan pengamen. Tindak perlokusi sendiri adalah
tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.
Pengaplikasian dari jurnal dengan judul
“Pengamen Merubah Tuturan Dengan Tindak Perlokusi” adalah melalui analisis
tuturan dalam ranah pedagang di pasar.
Tuturan yang diucapkan seorang penutur
sering memiliki efek atau daya pengaruh yang sangat tinggi dalam merubah
pemikiran seseorang. Didalam lingkup pasar sering kita jumpai seorang pedagang
dalam mempengaruhi pembeli untuk membeli barang dagangannya. Lewat tuturannya
seorang pedagang sebisa mungkin merayu atau mempengaruhi calon pembeli dalam
transaksi jual beli. Di situlah kita dapat melihat seberapa besar peran
pedagang dalam menjual barang dagangannya agar laku dan untung besar. Hal itu
dapat dianalisis melalui tindak perlokusi.
Seperti telah diterangkan diatas tindak
perlokusi adalah tuturan yang digunakan untuk mempengaruhi mitra tutur. Secara
sengaja atau tidak sengaja tindak perlokusi dikreasikan oleh penutur untuk
mempengaruhi lawan tuturnya. Tuturan seorang pedagang juga banyak mengandung
tindak perlokusi yang dapat merubah pikiran lawan tutur sesuai dengan keinginan
mitra tutur (pedagang).
Dalam pengkajian yang saya lakukan, saya
menggunakan teknik rekam, teknik simak, dan teknik catat. Penelitian yang saya
lakukan adalah tingkat daya pengaruh seorang pedagang di pasar terhadap mitra
tutur. Dalam penelitian saya melakukan teknik rekam kepada seorang pedagang
yang sedang melakukan tawar menawar kepada mitra tutur (pembeli). Kemudian saya
melakukan teknik simak, dalam teknik simak ini saya lebih menekankan kepada tuturan
pedagang yang telah saya dapatkan melalui teknik rekam tadi dan saya memahami
serta mengamati sejauh mana tuturan yang dituturkan seorang pedagang untuk
mempengaruhi pembeli. Selanjutnya saya menggunakan teknik catat, dalam teknik
catat ini saya berusaha mencatat setiap tuturan yang dituturkan pedagang dan
memahami setiap tuturan tersebut.
Berdasarkan pengkajian yang saya lakukan
melalui para pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal diperoleh data bahwa pengaruh
tuturan dari para pedagang kaki lima bahkan pedagang menetap di pasar tersebut
sangat terlihat dalam transaksi jual beli atau sekedar menawarkan barang
dagangannya. Untuk menganalisis data tersebut, saya menggunakan tindak
perlokusi, karena tuturan pedagang dapat merubah pola pikir mitra tutur
(pembeli) dan dapat merubah seorang pembeli melakukan apa yang diinginkan dari
pedagang tersebut yaitu membeli barang dagangannya.
Dalam menganalisis tindak perlokusi,
saya terlebih dahulu memahami apa yang dinamakan tindak perlokusi, verba apa
saja yang menandai tindak perlokusi dan saya mulai menganalisis setiap kalimat
yang dituturkan para pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal.
Berdasarkan penelitian yang saya
lakukan, hampir setiap kalimat yang dituturkan seorang pedagang memiliki daya
pengaruh yang tinggi terhadap mitra tutur (pembeli).
Percakapannya
sebagai berikut:
Pedagang
: “niki bu, klambine apik tenan lho...”
Pembeli : “pira iki bu...”
Pedagang : “Rp 25.000,00 bu”.
Pembeli : “aja larang-larang tho bu...”
Pedagang : “iki klambi saka katun asli
bu, bahane adem tenan”.
Pembeli : “ Rp 20.000,00 wae bu...
Pedagang : “ora oleh tho bu, aja nawar
kemurahan bu....
Pembeli : “ yo wis aku tuku 1 wae bu...
Beberapa tuturan yang dituturkan
pedagang yang saya dapatkan dalam mempengaruhi pembeli, antara lain :
§ Klambi
iki saka katun asli bu.
Dalam
tuturan diatas, pedagang mempengaruhi calon pembeli dengan mengatakan bahwa
baju yang akan dibeli dibuat dengan kain katun yang halus dan mudah di setrika.
§ Jeruk
iki manis tenan bu.
Dalam tuturan tersebut,
pedagang merayu dan mempengaruhi calon pembeli untuk membeli buah jeruk yang
menurutnya manis dan masih segar.
§ Aja
nawar murah banget tho, bu..
Dalam
tuturan di atas, pedagang memiliki daya pengaruh agar calon pembeli tidak menawar terlalu rendah dan menawar
sewajarnya saja.
Dalam menyimpulkan penelitian yang saya
lakukan melalui tindak perlokusi dalam penerapannya, saya mengumpulkan data
yang telah saya peroleh dan mengkajinya. Dapat disimpulkan bahwa tuturan
seorang pedagang secara sengaja maupun tidak sengaja dapat mempengaruhi mitra
tutur (pembeli) agar melakukan apa yang diharapkan penutur (pedagang) tersebut.
Sama halnya dengan pengamen, tuturan pedagang mengandung banyak tindak
perlokusi, yang bertujuan agar lawan tuturnya terpengaruh dengan pemikirannya,
sehingga lawan tuturnya mau melakukan tindakan yang diinginkan si penutur
(pedagang).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar