PERUT PUN BICARA
Semarang (8/7) Universitas Negeri Semarang tepatnya
di gedung audit, salah satu bangunan megah yang selalu dijaga kebersihannya.
Malam itu mahasiswa dan para dosen berbondong-bondong untuk menyaksikan
peluncuran buku dengan judul “Melawan Kuasa Perut.” Acara dimulai pada pukul
19.30 WIB dengan menampilkan pembacaan puisi oleh beberapa seniman dan salah
satu dosen Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang yaitu Nana Riskhi.
Acara yang diselenggarakan untuk membahas buku yang
ditulis oleh salah satu dosen Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Rachmat
Petuguran. Pada malam tersebut Rachmat Petuguran mengulas alasan dirinya
menulis buku yang menimbulkan kontroversi tersebut. Pada acara malam itu bukan
hanya Rachmat Petuguran saja yang membahas buku tersebut, melainkan ada juga
beberapa dosen dari beberapa fakultas yang ikut serta dalam acara bedah buku di
Universitas Konservasi tersebut.
Beberapa dosen yang ikut serta dalam membahas buku
“Melawan Kuasa Perut” yaitu Ibu Marti Susanti, Bapak Edi Subkhan, dan Bapak
Achiar M Permana. Dalam pembahasan yang dilakukan pada malam itu Bapak Achiar M
Permana menyebutkan bahwa buku yang ditulis oleh temannya tersebut bagus, karena
telah menyedot perhatian khalayak umum. Berdasarkan penuturan Bapak Achiar dikatakan
menyedot perhatian karena dalam judulnya saja telah membuat orang penasaran dan
ingin segera mengetahui isi dari buku tersebut.
Dalam acara bedah buku tersebut, Rachmat Petuguran
menjelaskan alasan mengapa dirinya mengambil judul yang bisa dikatakan
kontroversi tersebut. Laki-laki yang lahir pada tanggal 6 April 1988 tersebut
menuturkan bahwa dirinya sengaja dalam membuat judul tersebut dalam bukunya
yang kedua. Hal ini dikarenakan semakin banyak masyarakat Indonesia yang lebih
mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan bersama. Dalam buku “Melawan
Kuasa Perut” berisikan 30 essay hasil karya saya yang sudah diterbitkan dalam
beberapa media cetak di daerah semarang” ujar Rachmat Petuguran malam itu. Dikatakan
melawan perut karena Rachmat berpandangan bahwa masyarakat pada umumnya banyak
yang melakukan hal-hal tidak masuk akal, seperti korupsi, nepotisme, dan yang
lainnya.
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia tersebut mengaku
prihatin melihat perkembangan zaman yang semakin maju, namun tidak diimbangi
dengan tingkah laku masyarakatnya yang seharusnya semakin baik.
Three Sussanthy, salah satu mahasiswa Bahasa dan
Sastra Jawa mengaku sangat terhibur dan mendapat ilmu baru selama mengikuti
acara tersebut. Mahasiswa semester 6 tersebut merasa terbuka hatinya setelah
membaca buku “Melawan Kuasa Perut” tersebut. Acara bedah buku tersebut ditutup
pada jam 23.00 WIB dan membuat kesan yang begitu baik pada setiap penonton yang
melihatnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar