TUGAS
PSIKOLINGUISTIK
1. Jelaskan
pengertian pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa!
2. Jelaskan
perbedaan konsep pemerolehan bahasa dari sudut pandang psikolinguistik dan sosiolinguistik!
3. Jelaskan
strategi pemerolehan bahasa!
4. Jelaskan
tipe-tipe strategi pemerolehan bahasa yang dugunakan oleh anak!
5. Jelaskan
faktor penyebab penggunaan strategi pemerolehan bahasa oleh pembelajaran atau
anak!
6. Jelaskan
perbedaan pendapat para ahli konsep perkembangan kognitif, sosial emosional dan
bahasa anak!
7. Mengapa
perbedaan tersebut terjadi?
8. Kemukakan
implikasi perkembangan tahapan bahasa anak terhadap pembelajaran bahasa Jawa
disekolah!
JAWABAN
1. Pemerolehan bahasa
adalah proses penguasaan bahasa anak yang dilakukan secara alami yang
diperolehnya dari lingkungannya dan bukan karena sengaja mempelajarinya. Pemerolehan
bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji
pemerolahan anak terhadap bahasa ibu dan biasanya didapatkan dari hasil kontak
verbal dengan penutur asli di lingkungan bahasa itu. Pemerolehan bahasa
didapatkan secara otomatis (tidak sadar).
Pembelajaran bahasa
adalah suatu proses secara sadar yang dilakukan oeh anak (pembelajar) untuk
menguasai bahasa yang dipelajarinya. Penguasaan bahasa tersebut biasanya
dilakukan melalui pengajaran yang formal dan dilakukan secara intensif.
Sumber
: (Buku Psikolinguistik, Abdul Chaer)
2. Berdasarkan
aspek psikolinguistik, pemerolehan bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu :
·
Pada pemerolehan spontan, penutur
memusatkan perhatian pemerolehan bahasa secara alamiah.
Pemerolehan bahasa
secara alamiah merupakan proses pemerolehan bahasa secara bawah sadar,
sedangkan pemerolehan bahasa melalui pembelajaran terjadi secara sadar.
·
Adapun pada pemerolehan bahasa
terbimbing penutur bahasa memusatkan perhatiannya pada aspek sistem bahasa.
Berdasarkan aspek
sosiolinguistik, pemerolehan bahasa didasarkan pada aspek latar dan aktivitas
yang dilakukan penutur bahasa.
Sumber : ( Belajarilmubahasa.blogspot.com)
3. Strategi
pemerolehan bahasa adalah usaha seseorang untuk memperoleh bentuk-bentuk
tuturan yang menyatakan suatu maksud dan dapat digunakan dalam komunikasi
sehari-hari dengan harapan untuk mencapai keberhasilan tujuan komunikasi yang
diinginkan ketika berinteraksi dengan mitra tutur.
Sumber
: (endonesa.wordpress.com)
4. Tipe-tipe strategi pembelajaran bahasa yang
digunakan oleh anak sebagai berikut :
·
Mengingat
Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau belajar apapun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya. Ingatan itu akan semakin kuat apabila penyebutan akan benda atau peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara mengucapkannya.
Mengingat memainkan peranan yang cukup penting dalam belajar bahasa atau belajar apapun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya. Ketika dia menyentuh, menyerap, mencium, mendengar dan melihat sesuatu, memori anak merekamnya. Ingatan itu akan semakin kuat apabila penyebutan akan benda atau peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini anak akan mengingat bunyi, kombinasi bunyi atau kata, tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara mengucapkannya.
·
Meniru
Dalam belajar bahasa, anak pun menggunakan strategi peniruan. Peniruan disini berarti mencontoh secara kreatif atau menginspirasi. Peniruan yang dilakukan anak tidak selalu berupa pengulangan yang persis sama atas apa saja yang didengarnya. Di satu sisi, anak secara bertahap dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di sisi lain secara bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang kemungkinan dia mengerti dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah yang tidak terbatas.
Dalam belajar bahasa, anak pun menggunakan strategi peniruan. Peniruan disini berarti mencontoh secara kreatif atau menginspirasi. Peniruan yang dilakukan anak tidak selalu berupa pengulangan yang persis sama atas apa saja yang didengarnya. Di satu sisi, anak secara bertahap dapat memahami dan menggunakan tuturan yang lebih rumit. Di sisi lain secara bersamaan anak pun membangun suatu sistem bahasa yang kemungkinan dia mengerti dan memproduksi tuturan dalam bentuk dan jumlah yang tidak terbatas.
·
Memahami
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan sekaligus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang diperolehnya, secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan perilaku berbahasanya, dan dalam waktu yang sama juga si anak mendapat masukan dari tindak berbahasa yang dilakukan mitra berbicaranya.
Strategi lain yang mempercepat anak menguasai bahasa pertamanya adalah mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang nyata. Anak menggunakan bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian. Dia menyimak dan berbicara langsung, dan sekaligus memperoleh tanggapan dari mitra bicaranya. Dari tanggapan yang diperolehnya, secara tidak sadar anak memperoleh masukan tentang kewajaran dan ketepatan perilaku berbahasanya, dan dalam waktu yang sama juga si anak mendapat masukan dari tindak berbahasa yang dilakukan mitra berbicaranya.
·
Bermain
Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah-rumahan, sebagai dokter atau perawat atau pasien atau sebagai guru atau murid dalam bermain sekolah-sekolahan.
Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak. Dalam bermain, si anak kadang berperan sebagai orang dewasa, sebagai penjual atau pembeli dalam bermain dagang-dagangan, ibu, bapak atau anak dalam bermain rumah-rumahan, sebagai dokter atau perawat atau pasien atau sebagai guru atau murid dalam bermain sekolah-sekolahan.
Sumber : (my.opera.com)
5. Faktor penyebab
penggunaan strategi pemerolehan bahasa, sebagai berikut :
·
Faktor biologis
Dalam proses berbahasa, seseorang dikendalikan
oleh sistem syaraf pusat yang ada di otaknya. Pada belahan otak sebelah kiri
dikendalikan oleh system syaraf pusat yang ada untuk mengontrol produksi atau
menghasilkan bahasa seperti berbicara dan menulis.
·
Faktor lingkungan sosial
Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang
anak memerlukan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Lingkungan
sosial tempat anak tinggal dan tumbuh, seperti keluarga dan masyarakat
merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pemerolehan bahasa anak.
·
Faktor intelegensi
Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak
dalam berpikir atau bernalar. Perbedannya terletak pada jangka waktu dan
singkat kreativitasnya seorang anak. Anak yang berintelegensi tinggi, tingkat
pencapaian bahasanya cendwrung lebih cepat, lebih banyak dan lebih bervariasi
bahasanya daripada anak-anak yang bernalar sedang atau rendah.
·
Faktor motivasi (Tarigan dkk., 1998)
Dalam perkembangan selanjutnya anak merasakan bahwa komunikasi
bahawa yang dilakukannya membuat orang lain senang dan gembira sehingga dia
menerima pujian dan respon baik dari mitra tuturnya. Kondisi ini memacu anak
untuk belajar dan menguasai bahasanya lebih baik lagi.
6. a. Perkembangan Kognitif
·
Teori
Jean Piaget
Jean
Piaget (seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980) dikenal dengan teori
perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara
fungsi biologi & psikologis.
Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri
sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. contoh: manusia tidak mempunyai
mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai
kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian
dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian
& kendaraan untuk transportasi.
·
Teori Lev Vygotsky
Menurut
Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog berkebangsaan Rusia, Perkembangan kognitif dan bahasa
anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Teori
Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang
tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky lebih banyak
menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan
perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental
yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan
perhatian.
b. Perkembangan sosial emosional
·
Menurut para ahli pengertian perkembangan sosial :
1. Menurut Plato,
Secara potensial (fitrah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial.
2. Syamsuddin(1995:105)
mengungkapkan “Sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk sosial.
3. Menurut Loree(1970:86) “Sosialisasi
merupakan suatu proses dimana individu (anak) melatih kepekaan dirinya terhadap
rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan
serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain didalam
lingkungan sosialnya
4. Menurut
Muhibin(1999:35) Mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses
pembentukan pribadi dalam masyarakat.
5. Menurut
Hurlock(1978:250) Bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan
berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi adalah Kemampuan
bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial“.
Pendapat lain mengatakan bahwa Perkembangan sosial adalah
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama.
·
Menurut para ahli, Pengertian Emosi :
1.
Menurut Goleman (1995:411) “emosi merujuk pada suatu perasaan
atau pikiran-pikiran khas,suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian
kecenderungan untuk bertindak”.
2.
Menurut Syamsuddin (1990:69) mengemukakan “emosi merupakan
suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang meyertai atau muncul sebelum
atau sesudah terjadinya suatu perilaku.”
Pendapat lain mengatakan bahwa Emosi adalah perasaan intens
yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap
seseorang atau kejadian.
c. Perkembangan Bahasa pada anak
Ada beberapa teori tentang hakikat
perkembangan bahasa, antara lain yaitu:
Ø Aliran sufisme, menganggap bahwa
bahasa sebagai perjanjian natar anggota masyarakat karena bahasa adalah sistem
lambang.
Ø Aliran soijin, menganggap bahasa sebagai
kemampuan yang bersifat alamiah.
Ø Plato dan Aristoteles,
mengungkapkan bahasa sebagai interaksi anatara kedua pernyataan tersebut. Jadi,
selain bersifat alamiah bahasa itu uga dipengaruhi oleh lingkungan.
Ø Buhler, berpendapat bahwa bahasa
sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari konteks sosial.
Ø Chomsky, bahasa itu berkaitan
dengan kognitif seseorang.
Menurut
Badudu, bahasa sebagai alat penghubung / komunikasi antar anggota masyarakat
yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran (kognitif),
perasaan (emosi), dan keinginan (konasi). Sedangkan menurut Broomley, bahasa
sebagai sistem simbol yang teratur dalam bentuk visual (tulisan) dan verbal
(lisan) untuk mentrasfer berbagai ide meupun informasi. Individu dapat
memanipulasi simbol-simbol tersebut sesuai dengan cara berpikirnya.
Bahasa
adalah alat berkomunikasi untuk memindahkan satu arti melalui suara / tanda,
bahasa tubuh / isyarat, dan simbol.
7.
Perkembangan kognitif berhubungan erat dengan perkembangan bahasa karena kaitannya
dengan perkembangan dalam satu lingkup sosial. Dikatakan dalam satu lingkup sosial
karena, perkembangan kognitif tidak lepas dari pikiran anak dan peran lingkungan
dalam kemajuan kognitifnya, terutama peran keluarganya. Maka para ahli kognitif, seperti Chomsky dan Piaget berpendapat bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti peran aktif anak terhadap lingkungan, cara anak
memproses suatu informasi, dan menyimpulkan struktur bahasa
yang telah diterima anak. Kecerdasan sosial emosional sangat besar
peranannya dalam proses pembelajaran bahasa, karena kaitannya dengan kemampuan
seseorang untuk memahami dan mengendalikan perasaannya sendiri, menanggapi
secara tepat perasaan orang lain, dan memahami serta memelihara hubungan baik
dengan orang lain. Faktor emosioanal tersebut sangat berpengaruh dalam
perkembangan kognitif anak.
8. Bahasa merupakan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pikiran,
seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan
mimic muka.( Syamsu Yusuf, 2004:118).
Perkembangan kemampuan
berbahasa merupakan konvergensi dari faktor bawaan dan proses belajar dari
lingkungannya. Apabila hanya mengandalkan faktor bawaan yang diturunkan oleh
orang tua maka hasilnya tidak berkualitas. Karena, lingkungan juga merupakan
pembentuk kepribadian anak yang didukung oleh cara berbahasanya. Berdasarkan
prinsip dalam perkembangan bahasa, implikasinya terhadap perkembangan anak di
dalam pembelajaran bahasa jawa di sekolah adalah anak dapat lebih leluasa dalam
mengembangkan kemampuan bahasanya dalam kehidupan sehari- hari. Semakin
banyak kosakata yang dimiliki oleh anak melalui pembelajaran bahasa Jawa, maka
anak akan lebih mudah bergaul dengan teman sebayanya dengan menggunakan bahasa
Jawa ngoko. Begitu juga bahasa yang dipergunakan pada orang tua, anak akan
dengan mudah mengaplikasikan bahasa Jawa krama yang telah didapatkan di sekolah
melalui tahapan yang telah diajarkan oleh guru di sekolah.
Implikasi belajar perkembangan
bahasa anak diantaranya guru dapat memusatkan perhatian siswa, memberi
motivasi, menciptakan suasana belajar yang mengaktifkan siswa, mengajak siswa
untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran, mengulang pelajaran, memberi
penguatan, dan memperhatian aspek-aspek lain seperti perbedaan individu siswa.
Di sekolah juga guru dengan mudah menjelaskan mata pelajaran bahasa Jawa karena
anak sudah mengetahui pembelajaran bahasa Jawa yang telah diterimanya dari
keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Melalui perkembangan
bahasa pembelajaran bahasa Jawa dapat juga menambah pengetahuan dan
keterampilan anak dalam hal budaya Jawa dan yang menyangkut bahasa Jawa.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar